hujan deras.
listrik mati.
sambil
mendengarkan suara merdu para vokalis KAHITNA. saya ketik beberapa baris paragraph
di laptop mini saya yang baterainya hanya tinggal tiga puluh menit saja. sempat
berhenti sejenak. bingung. apa ya yang mau saya tulis.
tiba-tiba
saya teringat sebuah artikel yang saya
baca di majalah YATIM MANDIRI di rubric motivasi. “BAHAGIA ITU DEKAT” di tulis
seorang motivator sukses mulia. JAMIL AZZAINI.
“bahagi
itu tidak perlu di cari ke tempat yang jauh. bahagia itu sangat dekat dengan
kita. ia bahkan berseliweran di kanan kiri kita” begitulah beliau mengawali
kalimat artikelnya.
kejadian
apapun yang terjadi dalam diri kita dapat menjadi sumber kebahagian. kita hanya
tinggal membuka mata hati kita dan melihat apapun yang sedang kita hadapi
dengan penuh kesyukuran. lalu bahagia itu ADA.
“jam
setengah empat pagi, saya terbangun oleh lengkingan suara alarm di hp butut
saya. segera ku raih hp dan saya matikan. di layar hp tampak sebuah pesan
masuk. sambil mengucek-ngucek mata . saya bangkit dari tempat tidur. saya buka.
ternyata SMS dari sahabat lama saya yang sudah hampir satu tahun tidak kontak. mengabarkan
kalau istrinya, yang kebetulan juga sahabat saya, baru
saja melahirkan putra pertamanya dengan selamat.
Alhamdulillah….ada
rasa bahagia yang menjalar ke setiap sendi-sendi saya. usai membalas ucapan selamat saya bergegas
mengambil air wudhlu dan sholat tahajut, dan kemudian saya lanjutkan dengan sholat
subuh begitu adzan terdengar. saya pun bertambah bahagia. lega dan tenang.
bagaimana tidak, selama ini sholat tahajut saya belepotan, sering
bolong-bolong. subuh pun lebih sering terlambatnya ketimbang awal waktunya. ”
dan
kebahagiaan saya pun semakin bertambah, ketika saya nyalakan radio dan saya
dapati acara THE POWER OF LIVE di SINDO
RADIO bersama narasumber hebatnya mas ANDRA DONATTA. pembahasan nya sangat pas
dengan apa yang saya rasakan dan butuhkan saat ini.
tidak cukup
sampai di situ, kebahagian saya pun
menjadi lengkap ketika saya menyempatkan diri ke pasar pagi tak jauh dari rumah
kos saya. membeli sarapan. si mbah penjual NASI GUDANGAN yang menjadi langganan
saya itu menyapa saya dengan ramah, lebih ramah dari biasanya.
setelah
menyiapkan diri, saya pun siap berangkat mengajar. begitu keluar dari kos, saya
menuju ke jalan depan untuk nunggu angkot. tak perlu menunggu lama, begitu saya
sampai di tepi jalan dan siap
menyebrang,
sebuah angkot berwarna oranye meluncur dari kejauhan. jadi, begitu saya telah
sampai di sebrang jalan angkot itu tepat berada di depan saya. pas sekali. saya pun langsung naik. hanya ada 4 penumpang
saja. satu orang mahasiswa, satu ibu-ibu dan 2 orang lagi simbah-simbah dengan beberapa bakul barang jualan.
sepertinya mau berjualan. hening dan sepi, namun beberapa saat kemudian, 2
simbah-simbah “bakul” yang tampaknya
sudah akrab itu mulai berbincang dan mencairkan suasana. awalnya mereka ngobrol
tentang harga-harga jualan mereka dipasar beserta hiruk pikuk permasalahannya.
selama menit-menit itu saya dan beberapa penumpang lain hanya menjadi pendengar
yang baik saja. obrolan dua simbah itupun terus berlanjut. terkadang saling
menyemangati, saling menyalahkan, dan saling tertawa lepas hingga
terpingkal-pingkal membicarakan tingkah polah pelanggan mereka yang katanya
aneh-aneh. kontan saja kami yang sedari tadi diam pun ikut tertawa juga.
ternyata, melihat orang lain tertawa dan bahagia, pun sungguh membahagiakan.
sampai di
gerbang sekolah, beberapa anak berlari menyambutku dan mulai berebut salim
denganku. ku jabat tangan mereka dan kupeluk satu persatu. dan kebahagiaan
kembali menjalar ke setiap syaraf-syaraf saya. hingga kebahagiaan saya pun
semakin menjadi-jadi ketika dari kejauhan seseorang terdengar meneriakkan nama
saya “bu NUNIIIIIIK”. teriakan rafi, akhirnya, rafi bisa mengucapkan nama saya dengan
benar. selama dua bulan menjadi siswa baru di sekolah ini rafi selalu
terbalik-balik mengucapkan nama-nama bu gurunya. terutama nama saya. dia sering
memanggil saya bu NURUL dan sebaliknya terkadang Bu NURUL dia panggil BU NUNIK.
saya pun tertawa kegirangan.
belum
banyak anak yang datang, kelas saya pun baru dua anak. tesa dan galih. 6
lainnya belum datang.melihat saya datang tesa segera menghampiri dan salim.
sementara galih asyik bermain dengan faris, dari kelas lain. “BU teman-temen
itu kok pada belum datang. kita nari
dulu aja yuk…lagu betapa bahagianya. udah lama kok nggak nari itu” usul tesa
sedikit merajuk.
saya pun
menyanggupinya. saya putar VCD. dan saya pun menari-nari bersama tesa. beberapa
anak yang melintas bergabung dan menari
bersama saya dan Tesa. kami terus menari sambil bernyanyi-nyanyi. asyik sekali.
lagu usai. berganti lagu upin-ipin yang menghentak penuh semangat. faris dan
galih pun merapat dan mulai bergabung bersama kami. kali ini mereka bergerak
dengan koreografi ynag ASAL. namun justru itu yang membuat teman-teman mereka
mengikuti dan tertawa terbahak-bahak.
ah…. bahagiaku bertambah-tambah….
kebahagian
saya pun memuncak saat anak –anak bersorak sorai kegirangan begitu saya umumkan
kalau hari ini kami akan main sentra
cooking , memasak kakap fillet krispi. ”
AH… benar
memang bahagia itu sangat dekat dengan kita bahkan sangat dekat. hingga kadang
kita lupa menyadari kehadirannnya.
selamat menikmati kebahagian yang menyapa anda dalam setiap detik yang anda lewati.
benar itu. bahagia itu kita ciptakan kok. bukan nunggu datang. Trims tulisannya Bu nun, inspiratif, kereeen...
BalasHapussalam http://duniaanakpn.blogspot.co.id/
makasih bu dila.... saling menguatkan ya... mari terus bahagia :)
BalasHapus